Senin, 28 Januari 2013

                                  بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم 
Ilmuwan Roket & Arsitek Astronautika




Wernher Magnus Maximilian Freiherr von Braun adalah seorang ilmuwan roket Jerman-Amerika, insinyur dan arsitek astronautika ruang, Dia lahir tanggal 23 Maret 1912 di Wirsitz (Wyrzysk), Provinsi Posen, maka bagian dari Kekaisaran Jerman, anak kedua dari tiga bersaudara. Dia milik keluarga bangsawan kecil, mewarisi nama Jerman Freiherr (setara dengan Baron). Ayahnya, konservatif PNS Magnus Freiherr von Braun (1878-1972), menjabat sebagai Menteri Pertanian dalam Kabinet Federal selama Republik Weimar. Ibunya, Emmy von Quistorp (1886-1959), bisa melacak asal-usul nya melalui kedua orang tua untuk bangsawan Eropa abad pertengahan. Von Braun punya adik, juga bernama Magnus Freiherr von Braun. Setelah konfirmasi Lutheran Wernher von Braun, ibunya memberinya teleskop, dan dia mengembangkan gairah untuk astronomi. Ketika Wyrzysk kembali ke Polandia pada akhir Perang Dunia I, keluarganya pindah ke Jerman. Mereka tinggal di Berlin, di mana 12 tahun von Braun, terinspirasi oleh catatan kecepatan didirikan oleh Max Valier dan Fritz von Opel di roket mobil.. Awal tahun 1925, von Braun menghadiri sekolah asrama di Ettersburg Castle dekat Weimar di mana dia tidak melakukannya dengan baik dalam fisika dan matematika. Pada tahun 1928 orangtuanya pindah dia ke Hermann-Lietz-Internat (juga sekolah perumahan) di pulau Frisian Timur Laut Utara Spiekeroog. Di sana ia mendapatkan salinan Die zu den Planetenräumen Rakete (1929) (Dengan Roket ke Ruang Angkasa antarplanet) (dalam bahasa Jerman) 6026491 OCLC oleh pelopor roket Hermann Oberth. Ruang perjalanan selalu terpesona von Braun, dan sejak itu ia menerapkan sendiri ke fisika dan matematika untuk mengejar kepentingan di peroketan. Pada 1930 ia menghadiri Technical University of Berlin, di mana ia bergabung dengan Verein für Raumschiffahrt (VFR, yang "luar angkasa Masyarakat") dan dibantu Willy Ley dalam tes nya berbahan bakar cair roket motor bersama dengan Hermann Oberth. Dia juga belajar di ETH Zurich. Von Braun digelari doktor kreatif ketika Nasional Partai Pekerja Sosialis Jerman (NSDAP, atau pihak Nazi) terpilih berkuasa di Jerman, dan peroketan segera menjadi agenda nasional. Seorang kapten artileri, Walter Dornberger, diatur sebuah Ordnance Departemen hibah penelitian untuk dia, dan von Braun kemudian bekerja di sebelah situs Dornberger's roket uji padat-bahan bakar di Kummersdorf. Ia dianugerahi gelar doktor dalam fisika (teknik penerbangan) pada 27 Juli 1934 dari Universitas Berlin untuk tesis berjudul Tentang Pembakaran Pengujian; penasihat doktornya adalah Erich Schumann. Tesisnya, Konstruksi, Teoritis, dan Eksperimental Solusi Masalah Cair propelan Rocket (tanggal 16 April 1934) tetap diklasifikasikan oleh tentara, dan tidak dipublikasikan sampai tahun 1960. Pada akhir 1934, kelompoknya telah berhasil meluncurkan dua roket yang naik ke ketinggian 2,2 dan 3,5 kilometer. Pada saat itu, Jerman sangat tertarik pada penelitian fisikawan Amerika Robert H. Goddard'. Sebelum tahun 1939, ilmuwan Jerman sesekali Goddard dihubungi langsung dengan pertanyaan teknis. Wernher von Braun menggunakan rencana Goddard dari berbagai jurnal dan dimasukkan ke dalam pembangunan agregat (A) serangkaian roket. Roket A-4 adalah dikenal V-2. Pada bulan November 1937 (sumber lain: 1 Desember 1932), von Braun bergabung Nasional Partai Pekerja Sosialis Jerman. Sebuah Kantor Pemerintah Militer, Amerika Serikat dokumen tanggal 23 April 1947, von Braun menyatakan bahwa bergabung dengan Waffen-SS (Schutzstaffel) pada tahun 1933, maka Partai Sosialis Nasional pada tanggal 1 Mei 1937, dan menjadi perwira Waffen-SS dari Mei 1940 sampai akhir perang. Pada tanggal 22 Desember 1942, Adolf Hitler menandatangani perintah menyetujui produksi A-4 sebagai senjata "balas dendam" dan kelompok sasaran dikembangkan ke London. Setelah von Braun 7 Juli 1943 presentasi dari film warna menunjukkan A-4 lepas landas, Hitler begitu antusias bahwa dia secara pribadi membuatnya profesor segera setelahnya. Di Jerman dan saat ini, ini adalah sebuah promosi benar-benar tidak biasa untuk seorang insinyur yang hanya 31 tahun. Pada Juni 1937 di Neuhardenberg, salah satu dari kedua pesawat diterbangkan dengan mesin piston dengan pilot Erich Warsitz, di mana saat itu didorong oleh kekuatan roket von Braun sendiri. Pada saat yang sama, percobaan Hellmuth Walter ke roket Hidrogen peroksida yang berbasis di terkemuka terhadap roket ringan dan sederhana yang muncul sangat cocok untuk instalasi pesawat. Juga perusahaan dari Hellmuth Walter di Kiel telah ditugaskan oleh RLM untuk membangun sebuah mesin roket untuk 112 nya, sehingga ada dua berbeda desain motor baru roket di Neuhardenberg: sedangkan mesin von Braun yang didukung oleh alkohol dan oksigen cair, mesin Walter telah peroksida hidrogen dan kalsium permanganat sebagai katalisator. mesin Von Braun digunakan pembakaran langsung dan menciptakan api, perangkat Walter digunakan uap panas dari suatu reaksi kimia, namun kedua mendorong diciptakan dan diberikan kecepatan tinggi penerbangan berikutnya dengan 112 Dia menggunakan Walter-roket bukannya von Braun; itu lebih dapat diandalkan, sederhana untuk mengoperasikan dan bahaya untuk menguji-pilot Erich Warsitz dan mesin kurang. Pada April, pasukan Sekutu ke Jerman, Kammler memerintahkan tim sains dipindahkan dengan kereta ke kota Oberammergau di Pegunungan Alpen Bavaria mana mereka dijaga ketat oleh SS dengan perintah untuk mengeksekusi tim jika mereka akan jatuh ke tangan musuh. Pada tanggal 19 Juni 1945, dua hari sebelum penyerahan dijadwalkan daerah untuk Soviet, Mayor Angkatan Darat Amerika Serikat Robert B. Staver, Kepala Seksi Jet Propulsion Riset dan Intelijen Cabang dari US Army Ordnance di London, dan Letnan Kolonel RL Williams mengambil von Braun dan kepala departemennya oleh jip dari Garmisch ke Munich. Kelompok ini diterbangkan ke Nordhausen, dan dievakuasi 40 mil (64 km) barat daya untuk Witzenhausen, sebuah kota kecil di Zona Amerika, pada hari berikutnya Von Braun. ditahan sebentar di pusat interogasi Kransberg Castle dimana elit ekonomi Reich Ketiga, ilmu pengetahuan dan teknologi yang debriefed oleh Amerika Serikat dan Inggris pejabat intelijen. Pada awalnya dia direkrut ke AS di bawah program yang disebut "Operasi Berawan," kemudian dikenal sebagai Operasi Paperclip. Pada tanggal 20 Juni 1945, Menteri Luar Negeri AS Cordell Hull menyetujui pengalihan von Braun dan spesialis ke Amerika, namun ini tidak diumumkan ke publik sampai tanggal 1 Oktober 1945 Von Braun antara mereka ilmuwan untuk siapa AS Tujuan Badan Intelijen Gabungan menciptakan sejarah kerja palsu dan dihapuskan keanggotaan Partai Nazi dan rezim afiliasi dari catatan publik. Akhirnya, von Braun dan staf yang tersisa Peenemünde telah dialihkan ke rumah baru mereka di Fort Bliss, Texas, instalasi Angkatan Darat besar di utara El Paso. Sedangkan di sana, mereka dilatih militer, industri dan personil universitas di roket kerumitan dan peluru kendali. Sebagai bagian dari proyek Hermes mereka membantu untuk memperbaiki, merakit dan meluncurkan beberapa V-2s yang telah dikirim dari Jerman ke White Sands Proving Ground di New Mexico. Mereka juga terus mengkaji potensi masa depan roket untuk militer dan aplikasi penelitian. Selama tinggal di Fort Bliss, von Braun mengirimkan proposal pernikahan sampai 18 tahun Maria Luise von Quistorp, sepupunya di sisi ibunya. Pada tanggal 1 Maret 1947, setelah menerima izin untuk kembali ke Jerman dan kembali dengan istrinya, ia menikahinya di sebuah gereja Lutheran di Landshut, Jerman. Dia dan istrinya dan ayahnya dan ibunya kembali ke New York pada tanggal 26 Maret 1947. Pada tanggal 9 Desember 1948, putri pertama Brauns von ', Iris miring, lahir di Rumah Sakit Angkatan Darat Fort Bliss. The Brauns von akhirnya punya dua anak lagi, Margrit Cécile pada tanggal 8 Mei 1952 dan Peter Constantine pada tanggal 2 Juni 1960. Pada tanggal 15 April 1955, von Braun naturalisasi menjadi warga negara Amerika Serikat. Pada tahun 1950, pada awal Perang Korea, von Braun dan timnya telah dipindahkan ke Huntsville, Alabama, rumahnya selama dua puluh tahun ke depan. Antara 1950 dan 1956, von Braun memimpin tim pengembangan roket Angkatan Darat di Redstone Arsenal, sehingga roket Redstone, yang digunakan untuk hidup pertama uji coba rudal balistik nuklir yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Sebagai direktur Pengembangan Operasi Divisi Angkatan Darat Balistik Missile Badan (ABMA), von Braun, dengan tim, lalu mengembangkan Jupiter-C, sebuah roket Redstone diubah The Jupiter-C berhasil meluncurkan satelit pertama Barat., Explorer 1, pada tanggal 31 Januari, 1958. Acara ini menandai kelahiran program ruang angkasa Amerika. Pada tahun 1952, von Braun pertama kali diterbitkan konsep tentang sebuah stasiun ruang angkasa berawak dalam serangkaian majalah Collier's Weekly artikel berjudul Man Will Conquer Space Segera! Pada saat ini von Braun juga bekerja keluar konsep awal untuk sebuah misi berawak Mars yang digunakan stasiun ruang sebagai titik pementasan. rencana awal-Nya, diterbitkan dalam Proyek Mars (1952). Sebelum meresmikan teknis pemikirannya tentang luar angkasa manusia ke Mars, von Braun menulis sebuah novel fiksi ilmiah, ditetapkan pada tahun 1980, pada subjek. Menurut penulis biografinya, Erik Bergaust, naskah itu ditolak oleh tidak kurang dari 18 penerbit. Von Braun kemudian dipublikasikan porsi kecil ini opus di majalah, untuk menggambarkan aspek-aspek tertentu dari populerisasi proyeknya Mars. Naskah lengkap, berjudul MARS Proyek: A Tale Teknis, tidak muncul sebagai buku tercetak sampai Desember 2006 NASA didirikan 29 Juli 1958. Suatu hari kemudian, 50 roket Redstone berhasil diluncurkan dari Atol Johnston di Pasifik selatan sebagai bagian dari Operasi kue kering. Dua tahun kemudian, NASA baru membuka Marshall Space Flight Center di Redstone Arsenal di Huntsville, Alabama, dan pengembangan tim ABMA dipimpin oleh von Braun dipindahkan ke NASA. Dalam pertemuan tatap muka dengan Herb York di Pentagon, von Braun menegaskan ia akan pergi ke NASA hanya jika pengembangan Saturnus diizinkan untuk melanjutkan. Ketua dari Juli 1960 hingga Februari 1970, von Braun menjadi pusat pertama Direktur. Program pertama utama Pusat Marshall adalah pengembangan roket Saturnus untuk membawa muatan berat ke dalam dan luar orbit Bumi. Dari sini, program penerbangan berawak Apollo untuk bulan dikembangkan. Wernher von Braun awalnya mendorong untuk suatu konsep teknik penerbangan yang menyerukan pertemuan teknik orbit Bumi, tetapi pada tahun 1962 ia masuk orbit lunar yang kemudian menyadari. mimpinya untuk membantu manusia mengatur kaki di Bulan menjadi kenyataan pada tanggal 16 Juli 1969 ketika sebuah roket Saturnus dikembangkan Marshall-V diluncurkan awak Apollo 11 pada misi bersejarah delapan-hari. Selama program ini, roket Saturn V diaktifkan enam tim astronot untuk mencapai permukaan Bulan. Pada akhir 1960-an, von Braun memainkan peran penting dalam pengembangan Space & Rocket Center AS di Huntsville. Meja yang masuk dia Amerika dipandu dalam Race Space tetap pada layar sana. Selama musim panas lokal 1966/67, von Braun berpartisipasi dalam karyawisata ke Antartika, diselenggarakan untuk dia dan beberapa anggota manajemen NASA Dalam sebuah memo internal tanggal 16 Januari 1969, von Braun telah dikonfirmasi kepada staf bahwa dia akan tetap sebagai Direktur Center di Huntsville ke kepala Apollo Program Aplikasi. Beberapa bulan kemudian, pada kesempatan pendaratan-bulan pertama, ia secara terbuka menyatakan optimismenya bahwa sistem Saturnus carrier V akan terus dikembangkan, advokasi misi berawak ke Mars pada 1980-an. Namun, pada tanggal 1 Maret, 1970 von Braun dan keluarganya pindah ke Washington, DC, ketika ia ditempatkan jabatan Deputi Administrator NASA Associate untuk Perencanaan di Markas NASA. Setelah serangkaian konflik yang terkait dengan pemotongan program Apollo, dan menghadapi keterbatasan anggaran yang parah, von Braun mengundurkan diri dari NASA pada tanggal 26 Mei 1972. Setelah meninggalkan NASA, von Braun menjadi Wakil Presiden Rekayasa Teknik dan Pengembangan di perusahaan penerbangan, Fairchild Industries di Germantown, Maryland pada tanggal 1 Juli 1972. Von Braun membantu mendirikan dan mempromosikan Space Nasional Institute, sebuah prekursor Space Nasional Masyarakat masa kini, pada tahun 1975, dan menjadi presiden pertama dan ketua. Pada 1976, ia menjadi konsultan ilmiah untuk Lutz Kayser, CEO OTRAG, dan anggota dewan Daimler-Benz direksi. Pada tahun 1973 cek kesehatan rutin menemukan kanker ginjal. Namun, kondisinya memburuk memaksanya untuk pensiun dari Fairchild pada tanggal 31 Desember 1976. Ketika 1975 National Medal of Science diberikan kepada dia di awal 1977 ia dirawat di rumah sakit, dan tidak bisa menghadiri upacara Gedung Putih. Pada tanggal 16 Juni 1977, Wernher von Braun meninggal karena kanker pankreas di Alexandria, Virginia, pada usia 65. Ia dimakamkan di Ivy Hill Cemetery di Alexandria, Virginia.. - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2010/04/ilmuwan-roket-arsitek-astronautika.html

Sejarah Ditemukannya Roket




Roket pertama dibuat di Cina pada abad ke-13. Semenjak awal di Cina, roket digunakan sebagai mercon/kembang api yang mampu melesat ke udara hingga membentuk kembang api raksasa di angkasa. Belakangan mercon dikembangkan menjadi roket dan dijadikan sarana untuk membawa muatan dengan tujuan perang maupun damai.

Pada masa perang, mercon berubah fungsi menjadi sarana peluncur panah api. Senjata ini antara lain digunakan tentara China atau Chin Tartar untuk menghalau serangan bangsa Mongolia yang dipimpin Kai Feng Fu pada tahun 1232.


Lewat jalur perdagangan, pengetahuan tentang pembuatan mercon itu sampai ke India dan bahkan sampai kepada bangsa barat. Ditangan bangsa barat mercon dikembangkan menjadi roket melalui serangkaian penelitian selama lima abad yaitu sejak abad ke-13 sampai ke-18. Nama Roket berasal dari Italia Rocchetta (yaitu sekering kecil), nama petasan kecil yang diciptakan oleh artificer Italia Muratori di 1379.

Nama-nama ilmuan barat yang mempunyai peran cukup nyata dalam perkembangan roket diantaranya Robert Anderson. Ilmuan Inggris ini pada tahun 1696 membuat cetakan roket dan campuran bahan bakar roket yang disebut propelan. Memasuki tahun 1806, roket sudah digunakan oleh armada perang Napoleon tetapi hasilnya belum akurat untuk menembak sasaran. Baru pada awal abad ke-20 muncul dua orang ilmuwan yang bermimpi menggunakan roket untuk ke ruang angkasa, yaitu Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia dan Robert Goddard dari Amerika Serikat.

Roket modern bermula ketika Robert Goddard seorang insinyur dari Amerika Serikat meletakkan corong de Laval pada kamar pembakaran mesin roket, menggandakan daya dorong dan meningkatkan keefisienan pada roket. Kemudian pada tahun 1926, Robert Goddard berhasil meluncurkan roket pertama di Auburn Massachusetts. Roket ini menggunakan minyak dan oksigen dan bisa meluncur sampai ketinggian 12 meter. Selanjutnya Goddard merancang roket yang lebih besar dan lebih cepat, hingga bisa terbang sampai ketinggian 2 km.

Di tangan bangsa Jerman, yang dimotori Hermann Oberth dan Wernher von Braun, roket menjadi senjata ampuh sebagai peluru kendali disebut Roket V-2 (Vergelstungswaffe Zwei) yang digunakan pada perang dunia II. Mereka juga merintis pengembangan roket sebagai wahana pembawa muatan yang kemudian menjadi cikal bakal dalam memajukan roket modern.

Setelah perang dunia ke-II dengan kalahnya Jerman dan sekutunya, maka teknologi peroketan ini dibawa ke Uni Soviet dan Amerika Serikat. Di dua negara ini roket mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Amerika Serikat dan Uni Soviet mengembangkan roket untuk peluru kendali pada tahun 1950. Ditangan Konstantin Tsiolkovsky, Uni Soviet kemudian berhasil meluncurkan roket pembawa satelit Sputnik ke orbit di ruang angkasa pada 4 Oktober 1957. Keberhasilan peluncuran satelit untuk pertama kali itu disusul peluncuran roket yang membawa Sputnik II wahana ruang angkasa berawak. Dan pada tahun 1961, dengan menggunakan roket A-1 kosmonot pertama Rusia Yuri Gagarin menjadi orang pertama di dunia yang pergi keluar angkasa.

Sedangkan Amerika Serikat pada tahun 1969, dengan menggunakan roket Sarturnus V yang membawa pesawat Apollo yang diawaki oleh Neil Amstrong dan Edwin Aldrin membuat sejarah dengan menjadi manusia pertama yang menginjakan kakinya di bulan. 

Saat ini angkasa luar menjadi bisnis yang sangat menjanjikan dengan nilai transaksi yang sangat besar, sehingga roketpun disewakan oleh beberapa pemasok untuk meluncurkan satelit komersial ke dalam orbit. Pemasok utama adalah NASA dan European Space Agency (ESA).

Hasan Al-Rammah Sang Penemu Roket




Hasan Al-Rammah memang sungguh luar biasa. Pengetahuannya tentang bubuk mesiu sungguh sangat mengagumkan. Betapa tidak. Dalam bukunya berjudul Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah, ilmuwan Muslim kelahiran Suriah itu berhasail menulis sebanyak 107 rumus atau resep penggunaan mesiu.
Sebanyak 22 resep mesiu yang diraciknya khusus digunakan untuk roket. Menurut Al-Rammah, komposisi bahan untuk meluncurkan sebuah roket terdiri dari 75 persen potasium nitrat, 9,06 persen sulfur dan 15,94 persennya karbon. Perhitungan yang dilakukan Al-rammah pada abad ke-13 M itu sudah mampu mendekati komposisi ideal, yakni 75 persen potasium nitrat, 10 persen sulfur, dan 15 persen karbon.
Sisa rumus atau komposisi racikan mesiu lainnya yang dibuat Al-Rammah untuk kepentingan militer dan sisanya untuk membuat mercon. Ia menulis buku yang penting dan mengguncangkan itu antara tahun 1270 M hingga 1280 M. buku tersebut secara khusus ditulis atas permintaan seorang guru yang terkenal bernama Najm al-Din Hasan Al-Rammah.
Para sejarawan berpendapat, begitu banyaknya jumlah rumus penggunaan mesiu untuk beragam tipe persenjataan mengindikasikan bahwa Al-rammah tak menemukannya seorang diri. Dalam lembar pertama bukunya, Al-Rammah menyebut pengetahuan yang ditulisnya sebagai warisan pengetahuan. Bisa jadi semua pengetahuannya itu menurun dari sang kakek.
Sebab, pada akhir abad ke-12 M atau awal abad ke-13 M bubuk mesiu sudah dikenal di Suriah dan Mesir. Pencapaian Al-Rammah itu mendapat pengakuan dari peradaban Barat. Johnson mengatakan, dunia Islam merupakan peradaban yang pertama kali kali mengembangkan senjata yang sesungguhnya. Ia juga mampu menjelaskan saltpetre melalui proses kimia dan kristalisasi.
Al-Rammah juga tercatat sebagai seorang insinyur Muslim pertama yang mencetuskan dan menjelaskan tentang torpedo pada 1270 M. dalam bukunya, ia juga menggambarkan sebuah torpedo melesat dengan sebuah sistem roket yang diisi dengan bahan peledak dan memiliki tiga titik api.Al-Rammah memang bukanlah ilmuwan Muslim pertama yang mengenal potasium nitrat. Insinyur Muslim sebelumnya seperti Al-Razi, Al-Hamdani, dan risalah berbahasa Arab-Suriah pada abad ke-10 M itu sudah menjelaskan tentang potasium nitrat dan rumus-rumus tentang mesiu. Ibnu Al-Baitar juga telah mengungkapkan tentang potasium nitrat pada tahun 1240 M.
Peradaban Barat mengklaim bahwa Roger Bacon sebagai orang pertama yang menemukan mesiu. Namun ternyata, penemuan Bacon yang dibangga-banggakan Barat itu merupakan hasil jiplakan dari buku-buku kimia yang berasal dari Arab. Tak heran, jika para sejarawan meragukan kebenaran dan efektivitas rumus yang dihasilkan Bacon. Ilmuwan Jerman, Albert Magnus juga menguasai mesiu dari ‘Liber Ignium’. Ternyata buku itu berasal dari terjemahan dari kitab bahasa Arab ke bahasa Spanyol. [wp/ra]


Baca selengkapnya: Hasan Al-Rammah Sang Penemu Roket 
Jangan Lupa Mencatumkan Hak Cipta © Tetech.info 
Follow us: @tetechinfo on Twitter | tentang.technology on Facebook



Penemu Dinamo - Michael Faraday

Michael faraday, Penemu, Dinamo


Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Ini membikin Faraday berkesimpulan, jika magnit diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas dimana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnit sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat. Sesungguhnya dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak. Betapapun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan “nenek moyang” dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini.

Ini merupakan pembuka jalan yang luar biasa. Tetapi, faedah kegunaan praktisnya terbatas, sepanjang tidak ada metode untuk menggerakkan arus listrik selain dari baterei kimiawi sederhana pada saat itu. Faraday yakin, mesti ada suatu cara penggunaan magnit untuk menggerakkan listrik, dan dia terus-menerus mencari jalan bagaimana menemukan metode itu. Kini, magnit yang tak berpindah-pindah tidak mempengaruhi arus listrik yang berdekatan dengan kawat. Tetapi di tahun 1831, Faraday menemukan bahwa bilamana magnit dilalui lewat sepotong kawat, arus akan mengalir di kawat sedangkan magnit bergerak. Keadaan ini disebut “pengaruh elektro magnetik,” dan penemuan ini disebut “Hukum Faraday” dan pada umumnya dianggap penemuan Faraday yang terpenting dan terbesar.

Ini merupakan penemuan yang monumental, dengan dua alasan. Pertama, “Hukum Faraday” mempunyai arti penting yang mendasar dalam hubungan dengan pengertian teoritis kita tentang elektro magnetik. Kedua, elektro magnetik dapat digunakan untuk menggerakkan secara terus-menerus arus aliran listrik seperti diperagakan sendiri oleh Faraday lewat pembuatan dinamo listrik pertama. Meski generator tenaga pembangkit listrik kita untuk mensuplai kota dan pabrik dewasa ini jauh lebih sempurna ketimbang apa yang diperbuat Faraday, tetapi kesemuanya berdasar pada prinsip serupa dengan pengaruh elektro magnetik.

Faraday juga memberi sumbangan di bidang kimia. Dia membuat rencana mengubah gas jadi cairan, dia menemukan pelbagai jenis kimiawi termasuk benzene. Karya lebih penting lagi adalah usahanya di bidang elektro kimia (penyelidikan tentang akibat kimia terhadap arus listrik). Penyelidikan Faraday dengan ketelitian tinggi menghasilkan dua hukum “elektrolysis” yang penyebutannya dirangkaikan dengan namanya yang merupakan dasar dari elektro kimia. Dia juga mempopulerkan banyak sekali istilah yang digunakan dalam bidang itu seperti: anode, cathode, electrode dan ion.




                   Bagaimana Proses Perjalanan Teknologi Roket?




Roket adalah wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang, yang mendapatkan dorongan melalui reaksi terhadap bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozzle pengembang itu mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan supersonik, sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar bagi roket untuk melaju.

Nama roket berasal dari bahasa Italia—rocchetta—yang artinya “sekering kecil”, sebutan untuk petasan kecil yang diciptakan Ludovico Antonio Muratori, seorang ilmuwan Italia, pada tahun 1379.

Asal mula roket berawal pada abad ke-9, ketika para ahli kimia Cina menemukan bubuk hitam (mesiu) ketika sedang berusaha menemukan obat awet muda (elixir of immortality). Penemuan yang terjadi secara kebetulan itu kemudian mengarah pada percobaan dalam bentuk senjata seperti bom, meriam, dan panah api pembakar, yang menggunakan bubuk hitam tersebut sebagai daya picunya.

Penggunaan roket pertama terjadi pada tahun 1232, ketika Cina bertempur melawan Mongol. Pada waktu itu, pasukan Cina menggunakan panci besi berukuran besar yang ditembakkan menggunakan mesiu, dan panci itu mampu melaju hingga 25 kilometer (15 mil), serta dapat meledakkan zona sasaran hingga radius 600 meter akibat pecahannya. Selain itu, pasukan Cina juga menggunakan panah-panah api yang juga menggunakan mesiu sebagai alat pendorongnya.

Teknologi roket pertama kali dikenal di Eropa ketika pasukan Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan menaklukkan sebagian dari Rusia, Eropa Timur, dan Eropa Tengah. Pada waktu itu, pasukan Mongol telah mengenal teknologi roket setelah mengalahkan Cina bagian utara, dan merekrut para pekerja roket di sana sebagai tentara bayaran.

Penyebaran roket ke Eropa juga dipengaruhi oleh Turki Ottoman, ketika mereka mengepung Konstantinopel pada tahun 1453, meski Ottoman sendiri dipengaruhi oleh invasi Mongol beberapa abad sebelumnya. Memasuki abad ke-15, roket juga mulai menyebar ke Korea.

Pada akhir abad ke-18, roket juga digunakan oleh pasukan India ketika berperang melawan Inggris. Kemudian, Inggris yang baru mengenal teknologi itu mengambil serta mengembangkannya lebih lanjut pada abad ke-19. Dari situ, penggunaan roket dalam militer pun merebak ke seluruh Eropa. Cahaya merah roket ketika melesat bahkan memberi inspirasi kepada lagu kebangsaan Amerika, The Star-Spangled Banner.

Sejak itu teknologi roket terus dikembangkan, hingga Robert Goddard menjadikannya semakin efisien, yang lalu diadopsi oleh Wernher von Braun ketika menciptakan roket V-2.

Wernher von Braun, seorang ilmuwan Jerman, berhasil membuat roket jarak jauh pertama, yang disebut V-2 (Vergeltungswaffe 2), pada tahun 1934. Roket V-2 adalah peluru kendali balistik buatan manusia pertama yang bisa mencapai titik sub-orbital di luar angkasa. Roket ini kemudian menginspirasi berbagai roket modern lain, termasuk roket Saturn V yang dipergunakan dalam perjalanan ke bulan.

Pada waktu Perang Dunia II, militer Jerman meluncurkan lebih dari 3.000 roket tipe tersebut untuk membidik pasukan Sekutu, yang mengakibatkan kematian lebih dari 7.000 jiwa dari pihak militer dan penduduk sipil, sedangkan tidak kurang dari 20.000 orang menemui ajalnya di Mittelbau-Dora selama proses pembuatannya.

Setelah Perang Dunia II selesai, von Braun pindah ke Amerika dan menjadi salah satu tokoh NASA.



12-9-1959: Roket Pertama Mendarat di Bulan


Lunik II dinyatakan berhasil menyentuh Bulan 36 jam setelah peluncuran



Kendaraan luar angkasa Lunik (Luna) 2 buatan Uni Soviet

Pada 52 tahun yang lalu, Uni Soviet meluncurkan roket menuju Bulan. Roket bernama Lunik (Luna) II merupakan percobaan kedua bagi proyek ambisius Soviet dan akhirnya dikenal sebagai kendaraan pertama dari bumi yang berhasil mendarat di Bulan. 

Menurut stasiun berita BBC, Lunik II merupakan roket tanpa awak yang berbobot 391 kg dengan membawa instrumen yang mengukur wilayah magnetik Bumi dan Bulan serta lajur radiasi yang mengelilingi Bumi. Sebelumnya, Soviet sudah meluncurkan Lunik I pada 2 Januari 1959, namun gagal mendarat di Bulan sehingga dibuatlah Lunik II.  

Lunik II dinyatakan berhasil menyentuh Bulan 36 jam setelah peluncuran. Roket itu mendarat di wilayah sebelah timur, yang disebut Mare Serenitatis di dekat kawah Aristides, Archimedes, dan Autolycus. 

Tim ilmuwan di Moskow menyatakan bahwa pendaratan Lunik II tidak bisa disaksikan dari Bumi, yang berjarak sekitar 381.131 km. Namun pendaratan itu bisa dideteksi hanya melalui transmisi radio, yang langsung berhenti begitu kendaraan menyentuh permukaan Bulan.  

Ilmuwan Soviet, Alexander Topchiev, saat itu optimistis bahwa keberhasilan Lunik II itu bisa menjadi cikal misi pengiriman manusia ke Bulan, yang akhirnya diukir oleh ketiga astronot Amerika Serikat pada 21 Juli 1969. Dua tahun setelah misi Lunik II, Soviet kembali mengukir sejarah saat berhasil mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama ke luar angkasa. 


Tahun 1969, pesawat Apollo 11 berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan. Tentu kita semua masih ingat siapa saja awak dari Apollo 11 itu. Nama Niel Amstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins mungkin merupakan nama-nama yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Ketiga orang itulah para astronot yang dikirimkan oleh NASA dalam misi penerbangan manusia pertamakali ke Bulan dengan Apollo 11. Peristiwa ini tentunya menjadi suatu tolak ukur bagi kemajuan IPTEK kita, dan mungkin kedepannya penjelajahan ke Mars maupun planet lainnya dengan mengirimkan manusia pertama kesana bukan menjadi suatu impian lagi.

Namun sayang, setelah lebih dari tiga dekade terlewati pro kontra masih membayangi peristiwa bersejarah itu. Banyak oknum yang belum sepenuhnya mempercayai bahwa NASA benar-benar mendaratkan manusia ke Bulan dikarenakan beberapa sebab, diantaranya penguasaan teknologi yang belum memadai saat itu,dll. Era tahun 1969 merupakan masa dimana perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika belum berakhir. Mungkin karena ambisinya untuk memenangkan perang dingin inilah yang membuat pihak Amerika kemudian membuat suatu "kecurangan" dengan sebuah proyek rekayasanya yang mengambil setting pendaratan di bulan tsb. Satu fakta yang mungkin membuat Amerika "geram" adalah kabar keberhasilan Soviet yang telah mengorbitkan Vostok 1-nya bersama Yuri Gagarin, sebagai manusia pertama yang berhasil melakukan perjalanan ruang angkasa.

Tapi, benarkah misi Pendaratan Apollo 11 di bulan itu memang benar-benar dipalsukan oleh NASA dengan membuat filmnya di Studio?


Pada tanggal 15 Februari 2001,
American Fox TV Network menayangkan sebuah program yang disebut Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon? (Teori Konspirasi : Apakah Kita Sungguh Mendarat di Bulan?). Mitch Pileggi, seorang aktor dalam film X-Files memandu acara satu jam ini, menyatakan bahwa NASA telah memalsukan seluruh proyek Apollo ke Bulan dengan membuat filnya di Studio. Namun, mitos ini hanya diyakini sedikit orang di Amerika. Berdasarkan jejak pendapat Time pada tahun 1995 dan Gallup pada tahun 1999, yakni hanya sekitar 6% saja orang Amerika yang meragukan bahwa 12 Astronot telah berjalan di bulan. Ke-6% orang-orang yang meragukan hal itulah yang disebut sebagai penganut teori konspirasi. 
Para penganut Teori Konspirasi diluar Amerika mungkin lebih banyak lagi, menurut taksiranku, saat ini lebih banyak orang yang mempercayai mereka mengenai mitos tentang kepalsuan pendaraatan di Bulan yang dilakukan oleh NASA.CMIIW*
 
Para penganut teori konspirasi dan orang yang skeptis tentunya mempunyai banyak bukti akan hal ini. Menurut mereka banyak beberapa hal yang aneh pada foto-foto yang dipublikasikan oleh pihak NASA selama misi ke bulan tsb. Diantaranya foto yang memperlihatkan bendera tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada atmosfer dan angin. Mereka juga menunjukkan bahwa dalam semua foto yang seharusnya memperlihatkan para astronot sedang berada di permukaan Bulan yang hampa udara, mereka tidak melihat obyek gambaran bintang-bintang dilangit yang gelap.

Tapi, saya pribadi justru mempercayai bahwa misi Apollo 11 ke bulan itu bukanlah merupakan suatu kebohongan yang selama ini banyak digembar-gemborkan oleh para Skeptisme maupun penganut teori konspirasi .Mengapa?

Mungkin beberapa penjelasan yang saya uraikan dibawah ini lebih bisa membuka pikiran kita bahwa sebenarnya apa yang selama ini digembar-gemborkan oleh beberapa oknum yang menyatakan bahwa pendaratan Apollo 11 di bulan itu palsu, bisa aku katakan merupakan sebuah tindakan "penyesatan" dan boleh dikatakan "fitnah". Berikut adalah point-point yang sering dipertanyakan di beberapa forum luar menganai berbagai kejanggalan-kejanggalan tsb. Sengaja ditampilkan dalam gaya tanya jawab yang disertakan beberapa gambar untuk lebih mudahkan teman-teman dalam membaca dan mencerna uraian dibawah ini.

X : Penganut Konspirasi
Y : sebagai orang yg mempercayai Apollo 11 benar2 mendarat di Bulan

Point 1. Mana bintangnya?


X : coba lihat pict diatas,mengapa tidak ada bintang pada gambar yang diambil para astronot dari permukaan Bulan. Logikanya tanpa atmosfer otomatis langit Bulan menjadi gelap. Jika demikian tentunya pengamat bisa melihat objek-objek terang seperti bintang.

Y : Penjelasannya sangat sederhana, film dengan kualitas terbaik pun tidak dapat
memperlihatkan secara bersamaan dua objek , yg satu sangat terang (pakaian astronot warna putih yang terkena sinar matahari) dan obyek lain yang redup (bintang). Story Mugrave, seorang astronot yg telah terbang keluar angkasa sebanyak enam kali, mengatakan bahwa ketika ia berada diluar pesawat , dibawah sinar matahari yang terang, ia tidak dapat melihat bintang-binatang. Namun ketika pesawat berada di dalam bayangan bumi dan matanya dapat beradaptasi dengan lingkungan yg lebih gelap, pada saat itulah dia dapat melihat bintang.

Penjelasan lainnya, pada langit Bumi, partikel-partikel atmosfer Bumi akan menghamburkan cahaya matahari pada panjang gelombang biru, sehingga langit siang hari pun tampak biru. Berbeda dengan Bulan, yang hampir dapat dikatakan tidak memiliki atmosfer sehingga langit senantiasa gelap, baik siang maupun malam. Jadi, jika kita berada di Bulan, tentunya bintang akan selalu terlihat. Tetapi kenapa tidak terekam dalam gambar yang diambil Apollo? Dalam foto itu, sebenarnya bintang tersebut ada, namun terlalu redup untuk ditangkap kamera. Kamera dan film yang digunakan oleh para astronot disetel untuk mengambil gambar-gambar kegiatan di Bulan. Exposure timenya diatur sedemikian rupa agar dapat merekam kondisi permukaan Bulan yang terang, bukan untuk mengambil gambar objek-objek lemah pada langit latar belakang.

Point 2. Mengapa bayangnya tidak paralel?



X : Mengapa bayangan astronot dan b agian-bagian peralatan ilmiah di permukaan bulan tidak benar-benar paralel? tidak masuk akal!!

Y : Bayangan itu tidak paralel karena hanya diterangi satu sumber cahaya yg jauh seperti matahari. Namun, hal itu benar jika kamu berada dipermukaan yang rata dan tidak berefek 3 dimensi. Jika kita mecoba memperlihatkan realitas 3 dimensi pada permukaan yg tidak rata di dalam foto dua dimensi yg memiliki kontras, bayangan jatuh ke arah yg sedikit berbeda.

Point 3. Benderanya dapat berkibar?


X : Mengapa bendera bisa berkibar ditempat yang hampa udara seperti bulan. Logikanya,bendera dapat berkibar apabila ada angin, karena hanya udara yg bergeraklah yg dapat mengibarkan bendera.

Y :
1. Tidak ada angin di dalamstudio film kecuali jika kipas angin dihidupkan.
2. Jika ada cukup banyak angin di studio film,sehingga bendera berkibar , angin itu juga pasti menggerakkan debudebu di kaki mereka.
3. Untuk bisa berkibar, bendera tidak selalu membutuhkan angin. Setidaknya di ruang angkasa hal inilah yang terjadi. Pada kondisi di Bulan, bendera dipancangkan bukan hanya pada tiang vertikal, tapi terdapat juga tiang horizontal yang ditambahkan di bagian atas bendera, sehingga bendera tersebut tampak tergantung dan merentang. Selain itu permukaan Bulan yang keras mempersulit pemancangan tiang bendera, sehingga para astronot harus memutar tiang tersebut maju mundur agar bisa ditanamkan di tanah bulan. Akibat gerakan ini, bendera tersebut berkibar, atau yang sebenarnya lebih tepat jika disebut bergetar. Di Bumi kibaran bendera terjadi beberapa detik dan diperlambat oleh udara, tapi kondisi vakum di Bulan menyebabkan gerakan bendera tersebut tidak akan berhenti karena tidak ada gaya dari luar yang menghentikannya.

Sesungguhnya, bendera yg berkibar itu justru membuktikan bahwa para astronot memang berada di Bulan. Bendera itu bergoyang karena baru saja dipasang. Dan terus bergoyang selama beberapa waktu dengan cara yang tidak biasa karena gravitasi Bulan 1/6 gravitasi Bumi, dan karena tidak ada udara di bulan untuk segera menghentikan gerakan bendera.

Point 4. Mana Kawahnya?

X : Pada foto yang lain, tidak tampak adanya lubang bekas semburan roket (kawah) pada lokasi pendaratan. Untuk roket seukuran Apollo seharusnya semburannya dapat menimbulkan lubang yang besar pada permukaan Bulan. Jadi, bagaimana bisa roket mendarat mulus tanpa membekaskan jejak besar?

Y : Untuk melakukan sebuah pendaratan tentu tidak dilakukan dengan kecepatan tinggi tapi dengan kecepatan yang diperlambat. Tidak ada satu orangpun yang memarkirkan mobilnya dengan kecepatan 100 km/jam. Hal yang sama berlaku juga pada Apollo 11. Semburan roket memiliki dorongan 5000 kg, tetapi roket tersebut diperlambat sampai sekitar 1500 kg saat mendekati permukaan. Dengan diameter pipa pengeluaran roket sebesar 54 inci (dari Ensiklopedia Astronautica), dan ukuran roket sekitar 2300 inci persegi, semburan roket hanya menimbulkan tekanan sekitar 0.75 kg /inci persegi. Tekanan sebesar ini tidak akan sampai menimbulkan jejak lubang yang besar.

Hasil foto-foto yang diambil di Bulan juga memperlihatkan adanya bayangan yang kurang gelap. Obyek yang seharusnya gelap karena berada dalam daerah bayangan, tetapi dalam foto dapat jelas terlihat, termasuk tulisan di sisi pesawat. Jiika Matahari merupakan satu-satunya sumber cahaya, dan tidak ada udara yang dapat menghamburkan cahaya, seharusnya bayangan yang terjadi sangat gelap. Sebuah persepsi yang salah. Memang ini bukan di Bumi dan cahaya Matahari tidak dapat dihamburkan dalam kondisi hampa udara. Tapi di Bulan masih ada sumber cahaya lain yang berasal dari Bulan sendiri. Debu di Bulan memiliki sifat yang khas: yaitu memantulkan kembali cahaya ke arah sumber cahaya berasal.

Point 5. Transmisi suara tidak ada jedanya sama sekali?

X : Transmisi suara dari bulan ke bumi kok gak ada jedanya sama sekali, padahal mustinya kira-kira 5 detik, baru samapi ke bumi?

Y : Transmisi audionya sebenarnya ada jedany. Antara suara dari bulan dan konfirmasi dari bumi tidak ada jeda. Itu jelas karena transkrip tersebut dicatat dari bumi. Contohnya pada potongan transkrip berikut :

1.102:41:12 Duke: Eagle, you've got 30 seconds to P64
2.102:41:19 Aldrin: Roger. (Pause)
3.102:41:27 Duke: Eagle, Houston. Coming up 8:30; you're looking great. (Pause)
4.102:41:35 Armstrong: (Garbled) 64.
5.102:41:37 Duke: We copy. (Long Pause)

Coba liat antara line 1 dan 2, ada 7 detik berlalu setelah mission control (Duke) memberikan informasi sampai terdengar konfirmasi dari Aldrin, waktu yang lebih dari cukup untuk gelombang elektromagnetik merambat ke bulan dan kembali lagi ke bumi. (jarak bumi ke bulan sekitar 360 ribu km, kecepatan cahaya sekitar 300 ribu km/s bolak balik cukup sekitar 2,4 detik saja)

Tapi coba perhatikan hanya ada 2 detik berlalu setelah informasi dari Armstrong dan konfirmasi dari mission control waktu yang juga lebih dari cukup untuk gelombang suara merambat dari speaker mission control ke telinga Duke lalu merambat dari mulut Duke ke mic dihadapannya.

Point 6. Masalah sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts)

X : Untuk mencapai bulan , astronot harus melewati Sabuk Radiasi Van Allen, yang bisa meghasilkan jumlah radiasi cukup fatal, bagaimana mungkin mereka dapat selamat?

Y : Radiasi adalah hal yang tidak terlalu diperhatikan NASA sebelum penerbangan pertama, namun mereka
memenginvestasikan jumlah yang cukup besar untuk penelitian ini dan menentukan bahwa resikonya minimal. Apollo memerlukan satu jam untuk melewati sabuk radiasi untuk berangkat dan kembali lagi. Total radiasi yang diterima astronot sekitar satu rem. Orang akan mengalami kesakitan pada radiasi 100-200 rem, dan kematian pada radiasi 300+ rem. Jelas dosisnya memiliki rentang yang sangat jauh untuk dianggap beresiko.

Point 7. Tidak akan pernah ada foto yang berhasil diambil?

X : Tidak akan ada foto yang bisa diambil di bulan, sebab film akan meleleh pada suhu 250°F.

Y : Film yang biasa akan segera meleleh jika di ekspos pada suhu 250°F, bagaimanapun film yang digunakan bukan film biasa, dan tidak pernah diekspos pada temperatur sekian. Astronot Apollo menggunakan film tranparansi khusus yang didisain spesifik, di bawah kontrak NASA, untuk lingkungan yang tidak ramah misal di Bulan. Menurut Kodak, film akan mulai melemah pada 200°F, dan tidak akan meleleh sampai pada suhu 500°F. Kamera juga diproteksi didalam casing spesial yang didisain agar tetap dingin. Situasi di Bulan yg hampa udara sangat berbeda dengan misal di dalam oven. Tanpa konveksi dan konduksi, metode yang mungkin untuk transfer panas hanyalah radiasi. Panas radiaktif bisa dialihkan secara efektif dengan membungkus material menggunakan permukaan reflektif, biasanya material putih. Casing dari kamera sama juga seperti seragam astronot,putih.

Sebenarnya,masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan dari pihak Skeptic , namun karena aku rasa terlalu banyak, maka pertanyaan2 yang paling sering ditanyakanlah yang ku ulas.

Namun, ada suatu bukti yang tidak dapat dibantah bahwa manusia benar-benar pernah pergi ke Bulan, yaitu batu-batu bulan yang dibawa dengan berat total 382 Kg, yg telah diperiksa oleh ratusan ahli geologi dari seluruh dunia.




Batuan Bulan yang berhasil dibawa para awak Apollo Batuan-batuan ini memiliki karakteristik yang sama dengan batuan bulan yg ditemukan di pesawat ruang angkasa Rusia tanpa awak. Yang perlu diketahui bahwa batuan bulan itu sangat aneh,diantaranya :

1. Karena hanya mengandung sedikit air
2. (lihat gambar ke-2 batu bulan ) Karena sering terkena sinar kosmis selama jutaan tahun di permukaan bulan yang hampa udara,maka terbentuklah lubang-lubang aneh dipermukaannya.
3. Batuan bulan sangat berbeda dengan batuan bumi, dan tidak dapat dipalsukan denganteknologi terbaru apapun. Untuk menghasilkan batuan bulan palsu , setidaknya kita harus melumatkannya dengan tekanan 1.000 atmosfer dan memanasinya dengan suhu 1.100 derajat celcius selama beberapa tahun. Kemudian, selagi tetap berada dalam tekanan, dinginkan perlahan selama beberapa tahun lagi. Betapa konyolnya NASA jika harus
bersusah payah melakukan hal ini semua, betul tidak tidak?

Seharusnya, kita semua tidak sepantasnya
terpengaruh pada berita yg hanya secara sepihak menyoroti perjalanan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin dalam menjadi misi pertama ke bulan.

Padahal ada beberapa misi yg sudah berhasil mendarat di bulan setelah Armostrong dan Aldrin.
Orang terakhir yg berjalan ke bulan adalah Gene Cernan yg melakukan misi bersama astronot Jack Schmitt, 7 - 19 Desember 1972.


Neil Armstrong Masuk Islam Ketika Mendengar Azan di Bulan?









Neil Armstrong meninggal di usia 82 tahun pada Sabtu (25/8). Tahun lalu, orang yang pertama kali menginjakan kaki di bulan ini disebut-sebut sudah masuk islam. Berikut uraiannya:
Neil Armstrong adalah orang pertama yang mendarat di bulan. Neil pergi ke bulan menggunakan pesawat ruang angkasa USA bernama Apollo, bersama rekannya Buzz Aldrin. Pergi ke bulan merupakan hal yang amat menakjubkan bagi Neil. Saat-saat masa keberhasilannya itu, tak pernah ia lupakan.
Sampai akhrinya 30 Tahun berlalu,
Saat itu neil memutuskan untuk mengambil cuti kepada pihak NASA. Ia menghabiskan liburannya dengan berwisata ke Mesir. Ini kali pertama ia mengunjungi Kairo,atau pertama kalinya ia mengunjungi sebuah negeri Islam dalam rangka berwisata mencari hiburan dan mengembalikankesegaran setelah penat menghadapi rutinitas pekerjaan.
Beralih ke Mesir, akhirnya neil bersama wisatawan lain sampailah ke sebuah hotel yang terletak di tengah kota Kairo. Setelah beres mengurus registrasi, dengan tertatih dia pergi menuju kamarnya untuk beristirahat setelah letih menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Amerika menuju Kairo. Dan ketika dia berbaring di ranjang, tiba-tiba terdengarlah kumandang adzan…
Allahuakbar….. Allahuakbar…..
Dia pun segera bangkit, duduk di tepi ranjang seraya mengerahkan segenap perhatiannya untuk mendengarkan suara itu, bersamaan dengan berakhirnya kumandang adzan, Neil teringat kembali bayangan tiga puluh tahun silam yang masa itu merupakan masa gemilang dalam hidupnya. Ketika itu dia mengendarai pesawat luar angkasa milik USA , Apollo, yg merupakan pesawat pertama dalam sejarah yg mampu mendarat di bulan. Tiba-tiba ia sadar bahwa “Ya, disanalah aku mendengar seruan ini untuk pertama kalinya dalam hidupku.” ungkapnya.
Kemudian dia berseru dalam bahasa inggris tanpa sadar, “Wahai Tuhan yang Maha Suci, Ya Tuhan, benar aku ingat bahwa disanalah, dipermukaan bulan itu aku dengar seruan itu untuk pertama kalinya dalam hidupku, dan disini, di Kairo, aku mendengarnya di bumi.”
Kemudian dia membaca sesuatu dan berusaha untuk kembali tidur, tetapi dia tidak bisa, diambilnya sebuah buku dari dalam tasnya dan mulai membacanya untuk merintang waktu hingga pagi menjelang, dia membaca tetapi pikirannya melayang entah kemana dan dia sama sekali tidak mengerti isi buku yang dibacanny
Dalam hati dia berharap untuk mendengar lagi seruan itu. Hingga pagi dia membaca seperti itu dengan harapan akan kembali mendengar suara adzan, tetapi seruan yang ditunggu tidak kunjung terdengar.
Akirnya dia bangkit dan pergi ke kamar kecil dan mencuci mukanya, dengan cepat ia turun ke ruang makan untuk sarapan. Setelah itu dia pergi bersama sekelompok wisatawan untuk berkeliling, sementara itu seluruh panca ineranya dia pasang untuk menantikan saat dimana dia akan kembali mendengar lantunan seruan yang menggugahnya itu. Dia ingin meyakinkan dirinya sebelum memberitahukan wisatawan yang lain akan hal penting ini.
Kemudian rombongannya memasuki sebuah Museum Fir’aun dan di saat itu ia kembali mendengar kumandang adzan yang mengalun merdu dengan irama yang indah dari sebuah pengeras suara di museum. Neil meninggalkan rombongannya dan berdiri disamping pengeras suara itu sambil memperhatikan dengan seksama, di pertengahan adzan dia berseru memanggil temannya, “ hei, kesini, dengarkan seruan ini”.
Teman-temannya datang menghampiri dengan heran. Ketika salah seorang kelihatan akan berbicara, Neil memberi isyarat kepadanya agar diam dan mendengarkan seruan itu. Barulah setelah adzan selesai, Neil bertanya kepada mereka, “apakah kalian mendengarnya?”
“ya”, jawab mereka.
“tahukah kalian dimana aku pernah mendengarnya sebelum ini? Aku mendengarnya di permukaan bulan pada tahun 1969.”
Berserulah teman dekatnya, “Mr. Armstrong, mari kita kesana untuk bicara sebentar.” Kemudian mereka berdua pergi ke salah satu sudut & mulai bercakap-cakap tentang perasaannya yang aneh.
Tak lama kemudian Neil meninggalkan rombongannya dan mencegat taxi untuk pulang ke hotel, diwajahnya terlihat kemarahan dan emosi yg berkecamuk. “Bagaimana mungkin dia berkata bahwa aku mengada-ada dan aku telah gila?” pikirnya.
Neil berdiri di kamarnya selama dua jam sambil berbaring di atas ranjang sambil menunggu-nunggu suara adzan kembali, dan saat itu terdengarlah adzan Ashar.
Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Neil bangkit dari posisinya, berdiri lalu membuka jendela dan untuk kesekian kalinya memperhatikan seruan itu, kemudian dia berseru, “tidak,aku belum gila, aku tidak gila, aku bersumpah demi Tuhan bahwa inilah yang aku dengar di permukaan bulan.”
Neil turun ke ruang makan agak terlambat agar tidak bertemu dengan temannya.
Sampailah ketika hari liburnya berakhir, Neil beserta wisatawan lain akan pulang ke Amerika….
Neil sengaja menghindari semua teman-teman seperjalannya, hingga mereka kembali ke Amerika.
Di Amerika Neil berusaha mendalami agama Islam, disaat itu ia mulai tertarik dengan Islam. Akhirnya, beberapa bulan kemudian, ia mengumumkan keislamannya, dan mengungkapkannya dalam suatu wawancara bahwa ia menyatakan masuk islam karena dia telah mendengar kumandang adzan dengan telinganya sendiri di permukaan bulan.
Asyhadu an laa ilaaha illallaah…
Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah…
Tetapi tak lama kemudian datanglah sepucuk surat dari NASA, berisi keputusan tentang pemecatannya dari pekerjaannya. Pendeknya NASA berlepas diri dan tidak mau membantu astronot yang pertama mendarat di bulan itu, karena dia menyatakan diri masuk Islam, dan menyangkal tentang terdengarnya adzan di permukaan bulan.
Neil Armstrong berseru dalam sebuah majalah mempertanyakan pertanggung jawaban mereka perihal keputusan pemecatannya, “Memang aku kehilangan pekerjaanku, tetapi aku menemukan Allah”.
Namun, kisah ini belum diketahui pasti kebenarannya. Ada sumber lain yang menyebut Neil membantah telah masuk islam.

Benarkah Neil Armstrong Jadi Mualaf? 
 Kabar mengenai astronot Amerika Serikat, Neil Armstrong menjadi mualaf usai mendengar suara adzan di bulan, dibantah pria bersahaja itu. Armstrong menyatakan tidak pernah mendengar suara adzan ketika berada di bulan, apalagi mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat masuk Islam.

Ya, bersama dua rekannya Buzz Aldrin dan Michael Collins, Armstrong disebut-sebut sukses mendarat dan berhasil menjejakan kaki di bulan. Lewat misi Apollo 11, trio astronot NASA itu mencatatkan namanya di buku-buku sejarah sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan tersebut. Tapi, dibalik kesuksesan tersebut, ada cerita yang masih menyisakan misteri, yakni kisah Armstrong menjadi muslim setelah mendengar suara adzan saat berada di orbit bumi.

Entah dari mana kabar bila sekembali dari bulan Armstrong langsung menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Apalagi sepanjang hidupnya, Armstrong terkenal sebagai seorang yang tertutup kepada media. Tapi dugaan ia menjadi muslim berawal ketika Armstrong mengunjungi Mesir pada 1970.

Di masa liburan di negeri para nabi tersebut, Armstrong diklaim mendengar suara adzan. Ia disebut-sebut mendengar panggilan shalat untuk umat muslim itu ketika sedang makan di sebuah restoran di Kairo. Kepada seorang pelayan restoran tersebut, Armstrong yang meninggal dunia pada usia 82 tahun, Ahad (26/8) kemarin, mengaku mendengar suara serupa ketika sedang di bulan. Setelah itu ia diklaim memeluk Islam. (baca: Neil Armstrong Tutup Usia).

Sayangnya, ayah tiga anak itu tidak mengklarifikasi kabar tersebut. Armstrong tidak membenarkan atau menyanggah kabar tersebut. Sejumlah media, seperti answering-islam.org, Jurnal Arabia, dan wiki-islam menulis berita kontroversi Armstrong masuk Islam adalah hoax alias cerita bohong. Mereka menuding kabar tersebut adalah cara Barat untuk membodohi umat Islam di seluruh dnia.

Namun, saat berbincang dengan astronot Malaysia, Zaid Zahari di sebuah acara televisi, Armstrong akhirnya buka suara. Ia mengaku membatah semua kabar tersebut. Ia menyatakan tidak pernah mendengar suara adzan di bulan. Ia juga menegaskan dirinya bukan seorang muslim. "Satu-satunya hal yang sulit dalam misi Apollo adalah berupaya membantah kebenarannya," kata Armstrong.

Sayangnya, tak sedikit umat Islam yang terlanjur percaya dengan hoax tersebut. Tak pelak, kisah Armstrong mendengar adzan dan menjadi mualaf pun tetap menjadi misteri yang bakal terkubur rapat seiring upacara pemakamannya yang digelar secara tertutup, Jumat (31/8) mendatang. (baca: Upacara Pemakaman Neil Armstrong Digelar Tertutup).

Astronot India Buktikan Pesan Neil Amstrong


sunitawilliams222.jpg
 WASHINGTON DC - Sebuah pesan pendek tersebar perihal kabar Sunita Williams, astronot wanita India pertama yang pergi ke bulan pada 2 Juli 2007 lalu, sudah masuk Islam. Berita menghebohkan ini bukanlah yang pertama, sebelumnya astronot asal Amerika Serikat, Neil Armstrong juga menyatakan dirinya telah masuk Islam sekembali dari bulan. Para pihak yang tidak menyukai kabar ini lalu menyebarkan dan menyebutkan bahwa masuk Islamnya para astronot ini adalah hoax.

Perlu diketahui, Sunita Williams adalah seorang astronot kelahiran Ohio, 19 September 1965 dari orang tua berketurunan India-Slovenia. Menikah dengan Michael J. William, seorang Polisi Federal di Oregon, USA. Sebagai astronot pertama India, dia memegang rekor perjalanan luar angkasa dari kaum wanita: berada diluar angkasa terlama (195 hari), dan berjalan diluar angkasa (29 jam, 17 menit).

Dalam perjalanannya ke angkasa, Sunita William melihat fenomena yang aneh saat pandangannya menuju ke bumi. Ketika bagian bumi lainnya nampak gelap, ternyata ada sebagian kecil bumi yang nampak terang dan tempat itu adalah kota suci ummat Islam, Makkah dan Madinah.

Sunita mengatakan, padahal dari atas seluruh permukaan bumi diselimuti kegelapan, namun betapa terkejutnya ketika dengan bantuan teleskop, ada dua tempat yang sangat berbeda, yaitu Makkah dan Madinah. Kedua tempat itu tampak begitu terang dibandingkan dengan tempat-tempat lain dibelahan bumi lainya.
Fenomena lain yang ditangkap Sunita adalah saat gelombang suara dari bumi tidak mampu merambah luar angkasa, dia ternyata bisa menangkap suara Adzan. Apakah ini suatu keanehan, atau merupakan suatu jalan dari Allah untuk menunjukkan sisi-sisi kebenaran kepada sang Astronot? Dikabarkan setelah peristiwa ini, Sunita Williams memeluk agama Islam. Pengalaman Sunita, sama persis dengan apa yang dialami Amstrong.

Pada 1970, Neil Amstrong pernah mengalami hal serupa saat mendaratkan kakinya di bulan. Dikabarkan saat itu dia mendengar suara yang dikemudian hari ia mengenalinya sebagai adzan ummat Islam.

Ketika Neil Amstrong diundang dalam sebuah seminar di Universitas Kairo, Mesir, dia menyampaikan makalahnya, saat adzan berkumandang menunjukkan waktu shalat, moderator menghentikan presentasinya untuk mendengarkan adzan, lalu Neil berseru, “Ini dia suara yang pertama kali aku dengar saat mendarat di bulan.”

Setelah itu, Neil Amstrong menemui salah satu profesor di universitas Mesir. Dia sangat penasaran dengan Islam dan tak lama dia sudah menjadi mullaf. Pemberitaan mengenai dirinya dan Sunita masuk Islam belakangan menjadi polemik dalam masyarakat dunia.

Neil Armstrong Islam? Hoax (Analisis Disertai Bukti) 

 Neil Armstrong manusia pertama yang menginjak kakinya di bulan, meninggal hari minggu lalu (26/8/2012) pada usia 82 tahun. Misteri keislamannya makin sulit diketahui setelah keluarga memilih mengadakan pemakaman secara tertutup. Dan R10 semakin ragu Neil Armstrong muslim setelah membaca bukti-bukti yang ada. Yuk mari kita lihat bukti yang R10 dapatkan.

Hoax Mendengar Adzan Di Bulan

Kisah yang R10 tentang Neil Armstrong masuk Islam kurang lebih seperti ini:

When Neil Armstrong and co. walked on the moon, they heard sounds in a strange language they did not understand. ‘When Neil Armstrong went to Egypt, he heard the adhan, and said, “it was spacey something similar I heard while I was on the moon". Egyptian Friend told him that, it was the sound of Azaan (call for Muslim prayer). And Neil Armstrong immediately became Muslim because of this experience.


Saat Neil Armstrong dan rekannya berjalan di bulan, mereka mendengar bahasa aneh yang tidak mereka mengerti. "Ketika Neil Armstrong pergi ke Mesir, ia mendengar adzan, dan mengatakan, "suara itu mirip dengan suara yang kudengar ketika aku berada di bulan". Teman Mesir-nya kemudian mengatakan bila itu adalah adzan (panggilan shalat untuk muslim). Dan Armstrong segera menjadi muslim setelah pengalaman ini.


Klarifikasi Tidak Benar Neil Armstrong Mendengar Adzan Dan Masuk Islam

Bukti Awal


Transkrip dan Audio Pendaratan Bulan 

Klaim bila kru Apollo 11 mendengar "bahasa aneh yang tidak mereka mengerti" yang kemudian Armstrong mengetahui ini adalah suara adzan ketika di Mesir. NASA melalui situs resminya nasa.gov memperlihatkan bukti berupa transkrip dan audio pendaratan di bulan pada tahun 1969, dan tidak ada bukti yang memperlihatkan kru mendengar bahasa/suara aneh selama misi.

Surat Dari Ajudan Armstrong

Pada tahun 1983, Vivian White, ajudan administrasi Armstrong membantah tuduhan dalam surat kepada Phil Parshall, Director Asian Research Center International Christian Fellowship. Berikut isi suratnya:

========================================================================

NEIL A. ARMSTRONG

LEBANON, OHIO 45036

July 14,1983

Mr. Phil Parshall Director Asian Research Center International Christian Fellowship 29524 Bobrich Livonia, Michigan 48152

Dear Mr. Parshall:

Mr. Armstrong has asked me to reply to your letter and to thank you for the courtesy of your inquiry.

The reports of his conversion to Islam and of hearing the voice of Adzan on the moon and elsewhere are all untrue. Several publications in Malaysia, Indonesia and other countries have published these reports without verifi- cation. We apologize for any inconvenience that this incompetent journalism may have caused you.

Subsequently, Mr. Armstrong agreed to participate in a telephone interview, reiterating his reaction to these stories. I am enclosing copies of the United States State Department's communications prior to and after that interview.

Sincerely

Vivian White

Administrative Aide

========================================================================


Surat Dari Departemen Luar Negeri

Surat dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang membantah klaim Neil Armstrong muslim juga dilampirkan oleh Vivian White dalam surat di atas. Berikut isi suratnya:


P 04085 0Z MAR 83 ZEX

FM SECSTATE WASHD C TO ALL DIPLOMATIC AND CONSULAR POSTS PRIORITY BI UNCLAS STATE 056309

FOLLOWING REPEAT SENT ACTION ALL EAST ASIAN AND PACIFIC DIPLOMATIC POSTS DTD MAR 02.

QUOTE: UNCLAS STATE 056309 E.O. 12356: N/A TAGS: PREL, PGOV, US, ID SUBJECT: ALLEGED CONVERSION OF NEIL ARMSTRONG TO ISLAM

REF: JAKARTA 3281 AND 2374 (NOT ..)

1. FORMER ASTRONAUT NEIL ARMSTRONG, NOW IN PRIVATE BUSINESS, HAS BEEN THE SUBJECT OF PRESS REPORTS IN EGYPT, MALAYSIA AND INDONESIA (AND PERHAPS ELSEWHERE) ALLEGING HIS CONVERSION TO ISLAM DURING HIS LANDING ON THE MOON IN 1969. AS A RESULT OF SUCH REPORTS, ARMSTRONG HAS RECEIVED COMMUNICATIONS FROM INDIVIDUALS AND RELIGIOUS ORGANIZATIONS, AND A FEELER FROM AT LEAST ONE GOVERNMENT, ABOUT HIS POSSIBLE PARTICIPATION IN ISLAMIC ACTIVITIES.

2. WHILE STRESSING HIS STRONG DESIRE NOT TO OFFEND ANYONE OR SHOW DISRESPECT FOR ANY RELIGION, ARMSTRONG HAS ADVISED DEPARTMENT THAT REPORTS OF HIS CONVERSION TO ISLAM ARE INACCURATE.

3. IF POST RECEIVE QUERIES ON THIS MATTER, ARMSTRONG REQUESTS THAT THEY POLITELY BUT FIRMLY INFORM QUERYING PARTY THAT HE HAS NOT CONVERTED TO ISLAM AND HAS NO CURRENT PLANS OR DESIRE TO TRAVEL OVERSEAS TO PARTICIPATE IN ISLAMIC RELIGIOUS ACTIVITIES.

========================================================================

Bukti Dari Armstrong Sendiri

Dalam biografi resminya di tahun 2005, First Man: The Life of Neil A. Armstrong, Armstrong kembali membantah rumor yang menyatakan dirinya masuk Islam.

I have found that many organizations claim me as a member, for which I am not a member, and a lot of different families — Armstrong families and others — make connections, many of which don’t exist. So many people identify with the success of Apollo. The claim about my becoming a Muslim is just an extreme version of people inevitably telling me they know somebody whom I might know.

Global Leadership Forum Q&A Session

Dalam sesi tanya jawab di Global Leadership Forum yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Armstrong kembali membantah isu dirinya musllim dan mendengar adzan di bulan.


“The only thing that might be more difficult than the Apollo programme was trying to fake it,” he said during a question-and-answer session at the Global Leadership Forum here yesterday.

Asked by Malaysian astronaut candidate Zaid Zahari, 32, which he considered to be his greatest achievement – landing on the moon or getting back to Earth safely – Armstrong said it was a “superior moment” when he set foot on the moon.
. . .
Armstrong, 75, also denied he had heard the Muslim call to prayer on the moon and had converted to Islam.

Kisah Kontroversi Neil Armstrong dan Sunita Williams Masuk Islam Setelah Mendengar Adzan Di Bulan

 Kisah Kontroversial Neil Armstrong Masuk Islam Setelah Mendengar Adzan Di Bulan | Kisah Kontroversial Sunita Williams Masuk Islam Setelah Mendengar Adzan Di Bulan dan melihat Makkah dan Madinah nampak terang dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya dibelahan bumi.



Neil Armstrong adalah orang pertama yang mendarat di bulan. Neil pergi ke bulan menggunakan pesawat ruang angkasa USA bernama Apollo, bersama rekannya Buzz Aldrin. Pergi ke bulan merupakan hal yang amat menakjubkan bagi Neil. Saat-saat masa keberhasilannya itu, tak pernah ia lupakan.

Sampai akhrinya 30 Tahun berlalu,


Saat itu neil memutuskan untuk mengambil cuti kepada pihak NASA. Ia menghabiskan liburannya dengan berwisata ke Mesir. Ini kali pertama ia mengunjungi Kairo,atau pertama kalinya ia mengunjungi sebuah negeri Islam dalam rangka berwisata mencari hiburan dan mengembalikankesegaran setelah penat menghadapi rutinitas pekerjaan.

Beralih ke Mesir, akhirnya neil bersama wisatawan lain sampailah ke sebuah hotel yang terletak di tengah kota Kairo. Setelah beres mengurus registrasi, dengan tertatih dia pergi menuju kamarnya untuk beristirahat setelah letih menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Amerika menuju Kairo. Dan ketika dia berbaring di ranjang, tiba-tiba terdengarlah kumandang adzan...


Allahuakbar….. Allahuakbar…..


Ketika mendengar seruan itu, ia berpikir bahwa ini bukan pertama kali ia mendengar seruan seperti ini. Neil berpikir keras dimana dia pernah mendengarnya sebelumnya? Neil terus berusaha mengingat, tetapi dia tetap tidakmampu menemukan jawabannya.

Kemudian ia duduk, berdiri dan berjalan menuju kamar kecil, kemudian pergi mengambil makanan fast food sebelum turun untuk makan malam di lantai dasar.

Di ruang makan ketika dia sedang mengunyah sisa makanannya sambil ngobrol bersama dua orang temannya, kembali terdengar kumandang adzan dari salah satu menara mesjid yang banyak tersebar di Kairo, ia pun lantas terdiam, mencoba menyimak & menghayati lantunan kalimat-kalimat adzan yang didengarnya.

Kemudian dia berseru memanggil salah seorang pelayan yang ada disana & bertanya dengan bahasa inggris, “apakah kamu bisa berbahasa inggris?”

Si pelayan menjawab, “bisa sedikit tuan.”

Neil tersenyum & berkata, “seruan apa yg barusan tadi terdengar?”

Pelayan tadi menjawab, “maaf saya tidak mengerti maksud tuan.”

Neil berisyarat mengumandangkan adzan dengan terbata terbata, “Allahu akbar… Allahu akbar.”

Pelayan kemudian berkata, “itu panggilan untuk sholat, panggilan kepada seluruh kaum muslimin untuk pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat yg dilakukan lima kali sehari.”

Neil pun mengucapkan terima kasih atas penjelasannya. Kemudian dia melanjutkan makan malamnya dengan duduk diam tanpa berkata apapun. Tiba-tiba ia bangkit dan meninggalkan teman-temannya lalu naik menuju kamarnya sambil berpikir, “pasti aku mendengarnya di salah satu film yg pernah aku tonton”. Sejenak dia berhenti berpikir, “ataupun mungkin di tempat lain?”.

“Ah tidak, bukan di film, aku mendengarnya dgn telingaku sendiri menggema di udara, tetapi dimana?” Sampai dia beranjak tidur pernyataan ini masih berputar di kepalanya. Ketika fajar menyingsing, Neil terbangun oleh suara adzan yang kembali berkumandang membelah angkasa :


Allahu akbar………Allahu Akbar………


Dia pun segera bangkit, duduk di tepi ranjang seraya mengerahkan segenap perhatiannya untuk mendengarkan suara itu, bersamaan dengan berakhirnya kumandang adzan, Neil teringat kembali bayangan tiga puluh tahun silam yang masa itu merupakan masa gemilang dalam hidupnya. Ketika itu dia mengendarai pesawat luar angkasa milik USA , Apollo, yg merupakan pesawat pertama dalam sejarah yg mampu mendarat di bulan. Tiba-tiba ia sadar bahwa “Ya, disanalah aku mendengar seruan ini untuk pertama kalinya dalam hidupku.” ungkapnya.

Kemudian dia berseru dalam bahasa inggris tanpa sadar, “Wahai Tuhan yang Maha Suci, Ya Tuhan, benar aku ingat bahwa disanalah, dipermukaan bulan itu aku dengar seruan itu untuk pertama kalinya dalam hidupku, dan disini, di Kairo, aku mendengarnya di bumi.”

Kemudian dia membaca sesuatu dan berusaha untuk kembali tidur, tetapi dia tidak bisa, diambilnya sebuah buku dari dalam tasnya dan mulai membacanya untuk merintang waktu hingga pagi menjelang, dia membaca tetapi pikirannya melayang entah kemana dan dia sama sekali tidak mengerti isi buku yang dibacannya.

Dalam hati dia berharap untuk mendengar lagi seruan itu. Hingga pagi dia membaca seperti itu dengan harapan akan kembali mendengar suara adzan, tetapi seruan yang ditunggu tidak kunjung terdengar.

Akirnya dia bangkit dan pergi ke kamar kecil dan mencuci mukanya, dengan cepat ia turun ke ruang makan untuk sarapan. Setelah itu dia pergi bersama sekelompok wisatawan untuk berkeliling, sementara itu seluruh panca ineranya dia pasang untuk menantikan saat dimana dia akan kembali mendengar lantunan seruan yang menggugahnya itu. Dia ingin meyakinkan dirinya sebelum memberitahukan wisatawan yang lain akan hal penting ini.

Kemudian rombongannya memasuki sebuah Museum Fir’aun dan di saat itu ia kembali mendengar kumandang adzan yang mengalun merdu dengan irama yang indah dari sebuah pengeras suara di museum. Neil meninggalkan rombongannya dan berdiri disamping pengeras suara itu sambil memperhatikan dengan seksama, di pertengahan adzan dia berseru memanggil temannya, “ hei, kesini, dengarkan seruan ini”.

Teman-temannya datang menghampiri dengan heran. Ketika salah seorang kelihatan akan berbicara, Neil memberi isyarat kepadanya agar diam dan mendengarkan seruan itu. Barulah setelah adzan selesai, Neil bertanya kepada mereka, “apakah kalian mendengarnya?”

“ya”, jawab mereka.

“tahukah kalian dimana aku pernah mendengarnya sebelum ini? Aku mendengarnya di permukaan bulan pada tahun 1969.”

Berserulah teman dekatnya, “Mr. Armstrong, mari kita kesana untuk bicara sebentar.” Kemudian mereka berdua pergi ke salah satu sudut & mulai bercakap-cakap tentang perasaannya yang aneh.

Tak lama kemudian Neil meninggalkan rombongannya dan mencegat taxi untuk pulang ke hotel, diwajahnya terlihat kemarahan dan emosi yg berkecamuk. “Bagaimana mungkin dia berkata bahwa aku mengada-ada dan aku telah gila?” pikirnya.

Neil berdiri di kamarnya selama dua jam sambil berbaring di atas ranjang sambil menunggu-nunggu suara adzan kembali, dan saat itu terdengarlah adzan Ashar.


Allahu Akbar… Allahu Akbar…


Neil bangkit dari posisinya, berdiri lalu membuka jendela dan untuk kesekian kalinya memperhatikan seruan itu, kemudian dia berseru, “tidak,aku belum gila, aku tidak gila, aku bersumpah demi Tuhan bahwa inilah yang aku dengar di permukaan bulan.”

Neil turun ke ruang makan agak terlambat agar tidak bertemu dengan temannya.

Sampailah ketika hari liburnya berakhir, Neil beserta wisatawan lain akan pulang ke Amerika….

Neil sengaja menghindari semua teman-teman seperjalannya, hingga mereka kembali ke Amerika.

Di Amerika Neil berusaha mendalami agama Islam, disaat itu ia mulai tertarik dengan Islam. Akhirnya, beberapa bulan kemudian, ia mengumumkan keislamannya, dan mengungkapkannya dalam suatu wawancara bahwa ia menyatakan masuk islam karena dia telah mendengar kumandang adzan dengan telinganya sendiri di permukaan bulan.

Asyhadu an laa ilaaha illallaah…

Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah…

Tetapi tak lama kemudian datanglah sepucuk surat dari NASA, berisi keputusan tentang pemecatannya dari pekerjaannya. Pendeknya NASA berlepas diri dan tidak mau membantu astronot yang pertama mendarat di bulan itu, karena dia menyatakan diri masuk Islam, dan menyangkal tentang terdengarnya adzan di permukaan bulan.

Neil Armstrong berseru dalam sebuah majalah mempertanyakan pertanggung jawaban mereka perihal keputusan pemecatannya, “Memang aku kehilangan pekerjaanku, tetapi aku menemukan Allah”.
believe it or not. subhanallah. [sumber;efandamar.blogspot.com]


Barat Tidak Senang Pemberitaan Astronot AS Neil Armstrong Masuk Islam

Sebuah pesan pendek tersebar tentang kabar masuk Islamnya Sunita Williams, astronot wanita India pertama yang pergi kebulan pada 2 Juli 2007 lalu. Berita menghebohkan ini bukanlah yang pertama, sebelumnya astronot asal Amerika Serikat Neil Armstrong juga menyatakan dirinya masuk Islam sekembali dari bulan. Apakah ini berita bohong? Yang pasti pihak Kristiani tidak suka dengan pemberitaan ini. Lalu disebarlah kabar, bahwa ini berita bohong.

Perlu diketahui, Sunita Williams adalah seorang astronot kelahiran Ohio 19 September 1965 dari orang tua berketurunan India-Slovenia. Menikah dengan Michael J. William, seorang Polisi Federal di Oregon, USA. Sebagai astronot pertama India, dia memegang rekor perjalanan luar angkasa untuk wanita: berada diluar angkasa terlama (195 hari), dan berjalan diluar angkasa (29 jam, 17 menit).

Dalam perjalanannya ke bulan, Sunita William melihat fenomena yang aneh saat pandangannya menuju ke bumi. Ketika bagian bumi lainnya nampak gelap, ternyata ada sebagian kecil bumi yang nampak terang yaitu Makkah dan Madinah.

Sunita mengatakan, dari atas seluruh permukaan bumi diselimuti kegelapan, namun betapa terkejutnya ketika dengan bantuan teleskop ada dua tempat yang sangat berbeda, yaitu Makkah dan Madinah. Kedua tempat itu nampak terang dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya dibelahan bumi. Masya Allah, Allah Maha Besar.

Selain itu, fenomena lain yang ditangkapnya adalah ketika gelombang suara dari bumi tidak mampu merambah luar angkasa, dia ternyata bisa menangkap suara Adzan. Apakah ini suatu keanehan, atau merupakan suatu jalan dari Allah untuk menunjukkan sisi-sisi kebenaran kepada sang Astronout? Dikabarkan setelah peristiwa ini, Sunita Williams memeluk agama Islam.

Menjadi Polemik

Menengok kebelakang, pada tahun 1870, Neil Amstrong mendarat di bulan. Dikabarkan, saat mendarat di bulan, dia mendengar suara yang dia tidak mengerti suara apakah itu. Setelah 12 tahun kemudian, Neil diundang seminar di Universitas Kairo, Mesir.

Di saat dia menyampaikan makalahnya, saat adzan berkumandang menunjukkan waktu shalat, moderator menghentikan presentasinya untuk mendengarkan adzan. Dan Neil berseru, “Ini dia suara yang pertama kali aku dengar saat mendarat di bulan.” Setelah itu, Neil Amstrong menemui salah satu profesor di universitas itu. Dia ingin tahu banyak tentang Islam. Dan setelah itu, dia menjadi muallaf.

Pemberitaan masuk Islamnya Neil Armstrong dan Sunita William belakangan menjadi polemik di kalangan masyarakat. Seorang muallaf asal Australia Gene Netto dalam sebuah blog pribadinya mengatakan, “Teman-teman, saudara sesama muslim, saya mohon jangan di bahas tentang Neil Amrstrong ke bulan lalu mendengar Adzan. Karena dalam beberapa situs berbahasa Inggris (yang mereview dunia Islam), kita dianggap bodoh, mereka mengangap kebodohan dunia Islam karena tidak mau menerima kenyataan ‘American Kafir’ yang pertama menginjakan kakinya di bulan pertama kali, bukan orang muslim.”

Situs atau blog yang membahas Neil Armstrong menjadi muslim adalah situs-situs di Asia Tenggara (Maroko, Filipina, Indonesia, Malaysia). Barat menganggap, negara-negara disini memiliki pendidikan yang rendah. Pernah kejadian saat Neil Armstrong ke Malaysia dan ditanyakan hal itu. Ia heran, apakah hal seperti ini perlu dikonfirmasikan ke Neil Armstrong sendiri, karena Neil sendiri tidak pernah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah Haji. Dan jika dijawab, ia tidak pernah mendengar adzan, maka si penanya muslim yang kecewa dan tidak percaya dianggap kebodohan. Neil memang pernah ke Mesir, tapi tidak untuk naik haji ke Makkah.

Dikatakan Gene Netto, umat muslim tidak perlu seorang Neil Armstrong untuk meyakinkan dirinya bahwa agama Islam yang dianutnya adalah benar. Jika anda menyakini agama benar, maka yakinilah bahwa hal itu benar. Muslim dianggap menggunakan nama besar Neil Armstrong untuk membenarkan agamanya.

“Masa kita dikatakan kurang meyakini agama kita sendiri sehingga perlu nama-nama besar dari dunia barat. Percayalah, nama Rasullullah sudah cukup besar buat kita dan dunia. Umat kita sendiri yang akhirnya menjadi bahan tertawaan, cukup sudah,” kata Gene yang telah memeluk Islam dan tinggal di Jakarta.

Dikatakan Gene Netto, Neil Armstrong merasa terganggu, bahkan ia menyatakan ia tidak masuk Islam dan ketika ia diundang sebagai pembicara dalam kegiatan Islam ia juga tidak mau (ia menolak secara halus karena tidak ingin menyinggung perasaan umat muslim), tetapi ia menyatakan tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan Islam. Dalam web Islam malah dikatakan Neil Armstrong tidak mau mengakui, karena ia telah dicuci otaknya di Assylum (RSJ).

Satu hal lagi yang menjadi bahan tertawaan dunia barat adalah pemberitaan Neil Armstrong menyusuri retakan di bulan yang cocok dengan cerita bahwa suatu saat nanti bulan akan terbelah dua, ditertawakan juga, karena diameter bulan itu sangatlah besar, mana mungkin ia punya waktu untuk menyusurinya. Mendengar adzan juga dikatakan ilmuwan Barat tidak mungkin karena tidak ada udara di bulan sana.

Dalam beberapa jurnal barat dikatakan, umat muslim memerlukan nama-nama besar atau cerita palsu untuk menambah keyakinannya diantaranya: Jaques Cousteau, Michael Jackson, Maurice Bucaille, King Offa of England

Terlepas benar atau tidaknya Sunita William atau Neil Armstrong masuk Islam sepulang dari bulan, kita berharap Allah Swt memberi hidayah kepadanya. Bagaimanapun para missionaris (Nasrani) tidak suka dengan pemberitaan ini. Padahal jika Allah menghendaki, ihwal terdengarnya suara azan di bulan, hal itu bukanlah mustahil. Bisa saja terjadi. Satu hal, media Barat tidak akan pernah memberitakan hal-hal yang dianggap bisa mengguncangkan iman umat Kristiani, bukan hanya di AS, tapi juga d dunia. Karena itu mereka meredamnya. Wallohu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar